Reblog dari: rinaldimunir
Pidato Wisudawan Terbaik, Memukau tetapi Sekaligus “Menakutkan”
Setiap acara wisuda di kampus ITB selalu ada pidato sambutan dari
salah seorang wisudawan. Biasanya yang terpilih memberikan pidato
sambutan adalah pribadi yang unik, tetapi tidak selalu yang mempunyai
IPK terbaik. Sepanjang yang saya pernah ikuti, isi pidatonya kebanyakan
tidak terlalu istimewa, paling-paling isinya kenangan memorabilia selama
menimba ilmu di kampus ITB, kehidupan mahasiswa selama kuliah,
pesan-pesan, dan ucapan terima kasih kepada dosen dan teman-teman
civitas academica.
Namun, yang saya tulis dalam posting-an ini bukan pidato
wisudawan ITB, tetapi wisudawan di Amerika. Beberapa hari yang lalu saya
menerima kiriman surel dari teman di milis dosen yang isinya cuplikan
pidato Erica Goldson pada acara wisuda di Coxsackie-Athens High School,
New York, tahun 2010. Erica Goldson adalah wisudawan yang lulus dengan
nilai terbaik pada tahun itu. Isi pidatonya sangat menarik dan menurut
saya sangat memukau. Namun, setelah saya membacanya, ada rasa
keprihatinan yang muncul (nanti saya jelaskan).Cuplikan pidato ini
dikutip dari tulisan di blog berikut: http://pohonbodhi.blogspot.com/2010/09/you-are-either-with-me-or-against-me.html
“Saya lulus. Seharusnya saya menganggapnya sebagai sebuah
pengalaman yang menyenangkan, terutama karena saya adalah lulusan
terbaik di kelas saya. Namun, setelah direnungkan, saya tidak bisa
mengatakan kalau saya memang lebih pintar dibandingkan dengan
teman-teman saya. Yang bisa saya katakan adalah kalau saya memang adalah
yang terbaik dalam melakukan apa yang diperintahkan kepada saya dan
juga dalam hal mengikuti sistem yang ada.
Di sini saya berdiri, dan seharusnya bangga bahwa saya telah selesai mengikuti periode indoktrinasi
ini. Saya akan pergi musim dingin ini dan menuju tahap berikut yang
diharapkan kepada saya, setelah mendapatkan sebuah dokumen kertas yang
mensertifikasikan bahwa saya telah sanggup bekerja.
Tetapi saya adalah seorang manusia, seorang pemikir, pencari
pengalaman hidup – bukan pekerja. Pekerja adalah orang yang terjebak
dalam pengulangan, seorang budak di dalam sistem yang mengurung dirinya.
Sekarang, saya telah berhasil menunjukkan kalau saya adalah budak
terpintar. Saya melakukan apa yang disuruh kepadaku secara ekstrim baik.
Di saat orang lain duduk melamun di kelas dan kemudian menjadi seniman
yang hebat, saya duduk di dalam kelas rajin membuat catatan dan menjadi
pengikut ujian yang terhebat.
Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?
Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”
Saat anak-anak lain masuk ke kelas lupa mengerjakan PR mereka karena asyik membaca hobi-hobi mereka, saya sendiri tidak pernah lalai mengerjakan PR saya. Saat yang lain menciptakan musik dan lirik, saya justru mengambil ekstra SKS, walaupun saya tidak membutuhkan itu. Jadi, saya penasaran, apakah benar saya ingin menjadi lulusan terbaik? Tentu, saya pantas menerimanya, saya telah bekerja keras untuk mendapatkannya, tetapi apa yang akan saya terima nantinya? Saat saya meninggalkan institusi pendidikan, akankah saya menjadi sukses atau saya akan tersesat dalam kehidupan saya?
Saya tidak tahu apa yang saya inginkan dalam hidup ini. Saya tidak memiliki hobi, karena semua mata pelajaran hanyalah sebuah pekerjaan untuk belajar, dan saya lulus dengan nilai terbaik di setiap subjek hanya demi untuk lulus, bukan untuk belajar. Dan jujur saja, sekarang saya mulai ketakutan…….”
Kutipan teks asli (dalam Bahasa Inggris) Erica Goldson di atas agar kita
memahami pidato lengkapnya. Teks asli pidatonya dapat ditemukan di
dalam laman web ini: Valedictorian Speaks Out Against Schooling in Graduation Speech .
atau download teks asli disini erica goldson
Pidato Erica tersebut juga dimuat di blog America dan mendapat tanggapan luas oleh publik di sana. Silakan baca di sini: http://americaviaerica.blogspot.com/2010/07/coxsackie-athens-valedictorian-speech.html
Kalau ingin melihat video pidato Erica di Youtube, klik ini:
atau masuk pada pranala berikut: http://www.youtube.com/watch?v=9M4tdMsg3ts&feature=player_embedded#!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar