ADA harga, ada barang. Begitu prinsip membeli produk. Tidak mudah mendapatkan kenyamanan hanya bermodal cekak. Hal ini juga berlaku
bagi produk air cooler jika dibandingkan dengan produk air conditioning (AC).
Rudy Atmanegara, Assistant Sales Manager PT Soerjo Fadjar, produsen air cooler berlabel Magna mengatakan, air cooler memang tidak bisa disamakan dengan AC. "Untuk sirkulasi udara, AC menggunakan freon, sedangkan air cooler menggunakan air yang didinginkan oleh batu es. Tentu tingkat dinginnya berbeda," katanya.
Tapi, berbeda dengan AC, air cooler memiliki kipas kecil, selayaknya kipas angin mini, untuk mengembuskan angin. Beda dari kipas angin biasa, air cooler dilengkapi dengan filter saringan debu sehingga udara yang disemburkan bebas dari debu.
Keunggulan air cooler terletak pada penggunaan listrik yang jauh lebih hemat ketimbang AC. Pada tipe standar, untuk start awal, biasanya daya yang dipakai sekitar 60 watt. Tapi, setelah berjalan atau dalam posisi stand by, daya yang dibutuhkan hanya sekitar 55 Watt. Bandingkan dengan AC yang minimal butuh 300 Watt beroperasi.
Air cooler biasanya menggunakan air sebagai penyejuk yang dimasukkan ke dalam tangki bervolume 5 liter dengan perbandingan 2,5 liter air dan 2,5 liter batu es. Untuk mengaktifkan tangki itu, cukup menekan tombol.
Karena ada air es ini, angin yang diembuskan air cooler memberikan hawa sejuk. Beberapa air cooler terbaru juga memberikan beberapa fitur lebih seperti fungsi ionizer untuk menyaring bakteri.
Menurut Suganda Kurnia, Sales Manager PT Sanyo Indonesia, meski air cooler bisa dipakai di semua ruangan, tapi lebih cocok bila ditempatkan di ruangan berukuran 3 meter x 3 meter. Ia menyarankan, perangkat ini diletakkan di ruangan yang tidak terlalu tertutup. Artinya, masih ada udara terbuka. "Manfaat air cooler untuk sirkulasi udara belum teruji secara klinis. Sebaiknya tidak mengaktifkan air cooler di ruang yang tertutup," tuturnya.
Suganda juga menyarankan untuk tidak menyalakan air cooler terlalu lama lantaran kurang baik untuk kesehatan. Sebab, ada anggapan kelembaban yang ditimbulkannya menyebabkan paru-paru basah. "Air cooler sebaiknya diaktifkan antara 3 jam-4 jam," ujarnya.
Dalam jangka waktu tertentu, ice box yang semula berisi es batu akan mencair. Alhasil, Anda harus rajin mengisi air dan es batu untuk mendapatkan kesejukan. Jika tidak, fungsi perangkat itu tak ada bedanya dengan kipas angin biasa.
Rudy Atmanegara, Assistant Sales Manager PT Soerjo Fadjar, produsen air cooler berlabel Magna mengatakan, air cooler memang tidak bisa disamakan dengan AC. "Untuk sirkulasi udara, AC menggunakan freon, sedangkan air cooler menggunakan air yang didinginkan oleh batu es. Tentu tingkat dinginnya berbeda," katanya.
Tapi, berbeda dengan AC, air cooler memiliki kipas kecil, selayaknya kipas angin mini, untuk mengembuskan angin. Beda dari kipas angin biasa, air cooler dilengkapi dengan filter saringan debu sehingga udara yang disemburkan bebas dari debu.
Keunggulan air cooler terletak pada penggunaan listrik yang jauh lebih hemat ketimbang AC. Pada tipe standar, untuk start awal, biasanya daya yang dipakai sekitar 60 watt. Tapi, setelah berjalan atau dalam posisi stand by, daya yang dibutuhkan hanya sekitar 55 Watt. Bandingkan dengan AC yang minimal butuh 300 Watt beroperasi.
Air cooler biasanya menggunakan air sebagai penyejuk yang dimasukkan ke dalam tangki bervolume 5 liter dengan perbandingan 2,5 liter air dan 2,5 liter batu es. Untuk mengaktifkan tangki itu, cukup menekan tombol.
Karena ada air es ini, angin yang diembuskan air cooler memberikan hawa sejuk. Beberapa air cooler terbaru juga memberikan beberapa fitur lebih seperti fungsi ionizer untuk menyaring bakteri.
Menurut Suganda Kurnia, Sales Manager PT Sanyo Indonesia, meski air cooler bisa dipakai di semua ruangan, tapi lebih cocok bila ditempatkan di ruangan berukuran 3 meter x 3 meter. Ia menyarankan, perangkat ini diletakkan di ruangan yang tidak terlalu tertutup. Artinya, masih ada udara terbuka. "Manfaat air cooler untuk sirkulasi udara belum teruji secara klinis. Sebaiknya tidak mengaktifkan air cooler di ruang yang tertutup," tuturnya.
Suganda juga menyarankan untuk tidak menyalakan air cooler terlalu lama lantaran kurang baik untuk kesehatan. Sebab, ada anggapan kelembaban yang ditimbulkannya menyebabkan paru-paru basah. "Air cooler sebaiknya diaktifkan antara 3 jam-4 jam," ujarnya.
Dalam jangka waktu tertentu, ice box yang semula berisi es batu akan mencair. Alhasil, Anda harus rajin mengisi air dan es batu untuk mendapatkan kesejukan. Jika tidak, fungsi perangkat itu tak ada bedanya dengan kipas angin biasa.
Sumber Harian KONTAN, 9 April 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar